Studi: Aplikasi Batu Kapur Tingkatkan Hasil Kopi dan Profitabilitas

 

Sariagri - Kopi adalah tanaman di tanah daerah tropis yang secara alami disebut sebagai rumah tanah yang asam dan rendah mineral kalsium dan magnesium. Penambahan pupuk kerap kali justru menambah keasaman tanah sehingga membuat hasil panen yang kurang baik. Tapi seorang peneliti menemukan cara untuk mengatasinya.

Rogério P. Soratto adalah seorang peneliti di Brasil yang mempelajari apakah batu kapur dan fosfogipsum dapat membantu memperbaiki kualitas tanah, khususnya untuk budidaya tanaman kopi. Soratto dan teman-temannya baru-baru ini menerbitkan penelitian mereka di Jurnal Agronomi, sebuah publikasi dari American Society of Agronomy.

"Keasaman tanah dan konsentrasi rendah kalsium dan magnesium adalah salah satu faktor utama yang membatasi hasil kopi," jelas Soratto, seperti dikutip Phys.org. "Jadi kami melakukan percobaan lapangan untuk menguji efek aplikasi batu kapur dan fosfogipsum. Kami mempelajarinya sendiri dan menggabungkannya untuk melihat pengaruhnya terhadap nutrisi tanaman, hasil, dan keuntungan," imbuhnya tentang penelitian itu.

Dalam studi tersebut, Sorato dan timnya menggunakan jumlah dan kombinasi yang berbeda mulai dari hanya batu kapur, hanya fosfogipsum, dan campuran antara keduanya. Masing-masing berdampak pada kimia tanah dengan cara yang berbeda. Perlakuan tersebut mereka terapkan pada pangkal tanaman kopi, sebagai campuran di bawah tajuk tanaman.

Batu kapur merupakan sumber kalsium dan magnesium. Cara kerjanya seringkali terbatas pada permukaan tanah di mana kapur ditaburkan. Fosfogipsum mengandung kalsium dan belerang yang lebih mampu mengambil kalsium jauh ke dalam tanah. Namun, para peneliti menemukan bahwa campuran keduanya pada kondisi tertentu tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

"Dalam penelitian kami, aplikasi gabungan dari batu kapur dan fosfogipsum sangat meningkatkan konsentrasi kalsium dalam tanah, dan juga menyebabkan ketidakseimbangan kimia tanah secara keseluruhan," kata Soratto. "Ini mungkin telah menurunkan penyerapan potasium oleh tanaman kopi pada fase permintaan terbesar yakni pada tahap pengisian buah," sambungnya.

Akhirnya, penelitian mereka menemukan bahwa hanya menerapkan batu kapur adalah pengobatan yang paling efektif. Jika keasaman lapisan tanah menjadi masalah, mereka merekomendasikan aplikasi tingkat fosfogipsum yang rendah. Ini akan menghindari terbuangnya kimia tanah.

Ketika diterapkan ke tanah, batu kapur membuatnya kurang asam namun menghasilkan kalsium dan magnesium yang cukup. Kapur juga menurunkan aluminium beracun dan mangan di tanah. Ini semua membantu meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat. Selain itu, tambahan kapur membuat pupuk bekerja lebih efektif.

Hal ini memungkinkan tanaman kopi tampil lebih baik dan biaya perawatan menjadi lebih ekonomis, sehingga lebih menguntungkan petani. Menurut Soratto, aplikasi batu kapur dengan takaran yang tepat bisa meningkatkan hasil kopi dan keuntungan ekonomi lebih dari 40 persen.

"Penelitian ini penting karena kopi dibudidayakan secara luas di seluruh dunia, dan masalah keasaman tanah sering membatasi hasil biji kopi di perkebunan kopi," kata Soratto.

Ia mengungkapkan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, memperbaiki keasaman tanah dan menyediakan kalsium dan magnesium sangat penting. Akan tetapi, penerapan terlalu banyak kalsium menggunakan batu kapur dan fosfogipsum pada tingkat tinggi juga menjadi berbahaya.

"Aplikasi batu kapur dan fosfogipsum adalah praktik amandemen tanah yang sangat penting untuk produksi kopi, tidak hanya di Brasil, tetapi juga di negara produsen lainnya," kata Soratto. "Untuk mendapatkan hasil kopi yang tinggi, pertama-tama kita harus memperbaiki lingkungan akar yang membantu tanaman mengeksploitasi sumber daya tanah dengan lebih baik," pungkasnya.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama